Sebagai seorang muslim pasti mendambakan kampus Islami yang dapat mencetak generasi terbaik yang berpegang teguh pada nilai islam. Sebelum membahas lebih dalam tentang kampus islami, sebaiknya kita harus terlebih dahulu memahi arti kata "kampus islami". Kampus dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) kata kampus menunjukan daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi (Universitas, akademik) tempat semua keguatan belajar-mengajar dan administrasi berlangsung. Sedangkan islam berakar kata dari "aslama", "yuslimu", "islaaman" yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada Allah SWT. Islam merupakan agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci Al-Qur'an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SAW. Jadi konsep kampus islami adalah sebuah tempat atau wadah yang dimana berlangsungnya proses pembelajaran atau administrasi yang berfokus pada penerapan nilai-nilai Islam sebagai dasar atau pondasi bagi institut yang menganut ajaran Islam.
Unissula Kampus Islami dengan Konsep Generasi Khaira Ummah
“Membangun Generasi Khaira Ummah” menjadi tema sentral gerakan pendidikan di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula). Sedangkan Budaya Akademik Islami (BudAI) yang dideklarasikan pada tanggal 18 Agustus 2005 adalah sebagai strategi pendidikannya. Dengan tema besar itu, maka paradigma pendidikan kita berubah total, yaitu kita harus kembali kepada pendidikan atas dasar tata nilai, yakni nilai-nilai Islam. Artinya kita harus membangun paradigma baru dalam pendidikan kita. Paradigma baru mengharuskan mengembangkan ilmu dan teknologi dengan melaksanakan rekonstruksi ilmu atas dasar nilai-nilai Islam agar arah pengembangan ilmu ke depan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Hal ini dilatarbelakangi kondisi dunia pendidikan di Indonesia yang secara praktikal semakin materialistik dan telah mengakibatkan hancurnya akhlak bangsa.
Pada prakteknya, tujuan pendidikan kita saat ini hanya ditekankan pada penguasaan Iptek dan skill, bahkan pendidikan lebih diharapkan menghasilkan lulusan siap kerja, sehingga pendidikan karakter hampir tidak terjamah. Untuk itu, di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) sudah ditetapkan bahwa tugas utama pendidikan adalah melahirkan “Generasi Khaira Ummah” yakni generasi terbaik yang Allah potensikan mampu memimpin dunia. Untuk melahirkan generasi sebagaimana tersebut, maka secara operasional pendidikan adalah mendidik manusia taqwa, berilmu tinggi dan berjama’ah melalui strategi Budaya Akademik Islami (BudAI).
Strategi pendidikan di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) dirumuskan dengan nama Budaya Akademik Islami (BudAI) yang pada intinya berisi penguatan ruhiyah dan penguatan Iptek. Adapun penguatan ruhiyah adalah penguatan akidah, ibadah dan akhlak yang dikemas dalam gerakan pembudayaan yang meliputi gerakan shalat berjama’ah, gerakan berbusana Islami, gerakan thaharah, gerakan keteladanan, gerakan keramahan Islami, dan gerakan kualitas hidup. Sedangkan penguatan Iptek terdiri atas semangat iqra’, mengembangkan Iptek atas dasar nilai-nilai Islam, Islamic Learning Society, dan apresiasi Iptek.
Pendidikan adalah pembudayaan dan pembiasaan dengan tata nilai yang diyakini kebenarannya. Pendidikan di kampus Islam adalah penerapan nilai-nilai Islam dalam keseluruhan kehidupan kampus dan dilaksanakan oleh seluruh warga kampus. Lingkungan dan sarana-prasarana kampus harus menunjang tujuan pendidikan di kampus. Suasana kampus juga harus menunjang tradisi keilmuan Islam, membangun Islamic Learning Society.
Ke depan, pendidikan Islam harus mampu meraih kembali kejayaan yang telah diraih oleh pendidikan Islam terdahulu. Untuk mewujudkannya, perlu dibangun sebuah masyarakat pendidikan dengan atmosfir ibadah dan atmosfir akademik yang kondusif, yaitu dengan membangun Islamic Learning Society. Adapun Islamic Learning Society adalah masyarakat kampus yang senantiasa menunjang tinggi nilai-nilai Islam, dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup segenap civitas akademika, menjadi sumber inspirasi, motivasi, sekaligus menjadi filter dalam kegiatan ilmiah dan budaya. Kegiatan belajar mewarnai suasana kampus. Interaksi antara dosen dan mahasiswa, antara dosen dan dosen, antara mahasiswa dan mahasiswa, senantiasa mencerminkan interaksi pembelajaran. Pada akhirnya, Islamic Learning Society merupakan hasil dari mantapnya pelaksanaan Budaya Akademik Islami.
Unissula Terapkan Konsep Pesantren Birrul Walidain
Lembaga kajian penerapan nilai nilai Islam (LKPI) Unissula menyelenggarakan kuliah pakar dengan tema Peran Pesantren dalam Membangun Islamic Learning Society (Urgensi Birrul walidain dan Taqrimul Aulad) dengan narasumber Dr H Adian Husaini MSi.
Turut Hadir Rektor Unissula Prof Dr Gunarto SH MHum, Kepala Dakwah YBWSA Dr Nuridin, Wakil Rektor I Dr Andre Sugiono ST MM, Wakil Rektor II Dedi Rusdi SE MSi Akt CA, Wakil Rektor III M Qomaruddin ST MSc PhD.
Prof Gunarto menyampaikan konsep pesantren berbasis birul walidain untuk mahasiswa Unissula sudah disiapkan. Harapannya mahasiswa akan mendapatkan ilmu pengetahuan dan akhlaq yang akan menjadikan mahasiswa memiliki karakter mulia utamanya akhlak terhadap orang tua maupun dosen.
Dalam kesempatan ini Adian Husaini mengapresiasi konsep pesantren birulwalidain di Unissula. “Saya merasa Unissula luar biasa dalam istiqomah mendidik mahasiswanya agar menjadi generasi khaira ummah dan saat ini ditambah konsep birul walidain ini luar biasa”, ungkapnya.
Pentingnya belajar ilmu pengetahuan dan akhlak merupakan pondasi yang mulia untuk masa depan mahasiswa dikemudian hari.
Tarbiyah amaliah sholeh dalam setiap hal yang dilakukan sehari hari di kampus sangat penting untuk dilaksanakan. Sederhananya berdoa disetiap melaksanakan aktifitas.
“Mendidik mahasiswa dengan nilai nilai yang ada dalam AlQur’an juga perlu diajarkan untuk mendidik mahasiswa agar membentuk karakter mahasiswa yang dekat dengan Allah dan mencontoh Rusulullah Muhammad dalam kehidupan sehari hari”, pungkas Adian.
Sumber : https://unissula.ac.id/14188/